Tim PKM UNIMED Gelar Program Triple C dengan Komunitas Belajar IPA Deli Serdang : Edukasi Perubahan Iklim Berbasis STEM dan Augmented Reality

Deli Serdang, 10 Mei 2025– Sebagai bentuk implementasi tridarma perguruan tinggi, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Medan (UNIMED) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melaksanakan kegiatan edukatif bertajuk Program Triple C (Climate Change Class) di SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Program ini bermitra dengan Komunitas Belajar IPA Deli Serdang dan mengusung pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) berbasis teknologi Augmented Reality (AR) dengan menggunakan software Assemblr edu. Kegiatan ini dirancang sebagai media edukasi interaktif bagi siswa dan guru dalam memahami isu perubahan iklim dan upaya mitigasinya secara ilmiah dan aplikatif.

Peserta kegiatan terdiri dari guru-guru IPA yang tergabung dalam Komunitas Belajar IPA Deli Serdang. Narasumber berasal dari guru penggerak ibu Silvia Sabatini, S,Pd, Gr M.Pd dengan materi pendidikan peubahan iklim, ibu Susilawati Amdayani, S.Si.,M.Pd, yang merupakan dosen UNIMED melatih proyek STEM dengan menggunakan KIT IPA Climate Change, dan Tariza Fairuz, M.Pd (dosen unimed) dengan pelatihan Augmented Reality dengan menggunakan Assemblr edu. Kegiatan dirancang untuk memperkuat pemahaman guru tentang konsep perubahan iklim serta cara penyampaiannya dalam pembelajaran yang menarik, kontekstual, dan berbasis proyek.

Kegiatan dibuka oleh ibu Dra. Syofia Yohana, M.Pd sebagai perwakilan komunitas belajar, beliau menyampaikan bahwa “Kami ingin guru-guru IPA di Deli Serdang terus berkembang dan menjadi pelopor pendidikan iklim di sekolah. Kegiatan ini adalah langkah awal menuju transformasi pembelajaran yang lebih bermakna dan berdampak,”.

Selanjutnya dibuka oleh ketua abdimas, beliau menyampaikan bahwa “Dengan menggabungkan metode STEM dan teknologi AR, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan menarik. Siswa diajak berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan iklim,” ujar Widia Ningsih,  M.Pd., ketua Tim Abdimas.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mengikuti berbagai sesi edukasi dan praktik STEM dan Augmented reality seperti efek rumah kaca, Panel Surya sebagai pengganti tenaga matahari, pembangkit listrik tenaga angina untuk  hemat energy.Yang menarik, peserta juga diperkenalkan pada pemanfaatan aplikasi Augmented Reality (AR) untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa iklim seperti kenaikan permukaan air laut, efek rumah kaca, dan kebakaran hutan. Teknologi AR memungkinkan peserta “melihat” dampak perubahan iklim secara visual, sehingga lebih mudah dipahami dan disampaikan kepada siswa.

Program ini mendapat sambutan antusias dari komunitas belajar IPA. Selain memberikan wawasan ilmiah, kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, komunitas pendidikan, dan satuan pendidikan dasar dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan model pembelajaran lintas disiplin yang terus dikembangkan ke depannya.

“Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada satu kegiatan, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap tantangan global,” pungkas guru SMP N 2 Pantai Labu, Sukmawati Sundari Siregar, S.Pd.,Gr.M.Pd

Senada dengan itu, Henri Siregar S.Pd., guru dari SMP Negeri 2  Percut Sei Tuan, menilai pendekatan berbasis proyek membuat siswa lebih aktif berpikir dan menemukan solusi.

“Kami diajarkan menyusun proyek STEM sederhana yang bisa langsung diterapkan di kelas. Ini sangat relevan dengan kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran berbasis konteks nyata,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *